Selasa, 21 April 2020

Cerpen Tanggungjawab Ade

Mantan KA UPTD
Apakah kamu suka membaca cerita pendek (cerpen)? Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).

Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.

Menurut menurut, H.B. Jassin Sang Paus Sastra Indonesiamengatakan bahwa: yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, & penyelesaian.

Sedangkan menurut, A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa: yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, & adanya satu kesan.

Dan menurut, Aoh. KH, mendefinisikan bahwa: cerpen adalah salah satu ragam fiksi / cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

Ciri-ciri dari sebuah cerpen adalah sebagai berikut:

  1. Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
  2. Habis dibaca dengan sekali duduk.
  3. Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
  4. Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
  5. Bersifat fiktif.
  6. Hanya mempunyai 1 alur saja.
  7. Bentuk tulisan yang singkat lebih pendek dari Novel.
  8. Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
  9. Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
  10. Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.

Dalam pembuatan cerpen kita juga harus mengetahui tentang kerangka atau struktur cerpen. Adapun struktur cerpen itu sendiri  terdiri dari;

1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi beberapa rangkaian kejadian. Abstrak juga bisa disebut sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang mana dalam sebuah cerpen, kita boleh tidak menggunakan abstrak.

2. Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu yang ada dalam cerita tersebut. Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat, suasana dan waktu. Karena dalam sebuah cerita terdapat banyak kejadian dan tokoh yang berbeda-beda.

3. Komplikasi
Komplikasi merupakan rangkaian kejadian-kejadian yang berhubungan dan berisikan tentang sebab akibat kejadian sebuah cerita. Dalam struktur ini kamu bisa menentukan watak atau karakter dari tokoh cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat muncul karena kerumitan permasalahan yang mulai terlihat.

4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang mengarah pada titik klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran penyelesaian dari konflik tersebut. Struktur ini merupakan struktur yang sangat penting. Karena struktur ini sangat menetukan menarik tidaknya suatu cerita. Dalam struktur ini penulis dapat menyajikan konflik-konflik yang mampu mebuat hati pembaca terbawa suasana. Sehingga pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam cerita ini.

5. Resolusi
Resolusi merupakan penyelesaian dari evaluasi. Biasanya resolusi sangat dinanti-nati oleh pembaca, karena pada struktur ini pengarang memberikan solusi mengenai permasalahan yang dialami seorang tokoh atau pelaku dalam cerita.

6. Koda
Koda ialah nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda merupaka hikmah yang terkandung dalam cerita. Koda biasanya dapat diketaui setelah pembaca semua cerita dalam cerpen yakni dari permulaan hingga ahir dari cerita. Koda dapat berupa nasehat, pelajaran dan peringatan bagi pembacanya.

Nah, coba sekarang bacalah cerpen berikut. Cerpen ini bercerita tentang tanggung jawab dalam keluarga.

Tanggung Jawab Ade
Oleh Gusti Noor
Sebenarnya Ade tahu dan mengerti, setiap hari Kak Nina selalu membantu Ibu menyiapkan makanan untuk dijual. Mengantarkan ke warung-warung dengan mengendarai sepeda sebelum pergi ke sekolah. Ade juga tahu, Kak Nina sering terlambat tiba di sekolah karenanya. Tetapi anehnya Kak Nina tidak pernah tertinggal pelajarannya. Kak Nina di rumah selalu mengulang pelajaran yang diberikan di sekolah. Dan rasa-rasanya, Kak Nina adalah orang yang paling baik di rumah ini. Dan Ade tidak pernah merasa iri bila Kak Nina dibelikan sesuatu sedang dia sendiri tidak.

Tetapi sekarang ini, pagi hari ini, Ade bersungut-sungut. Kak Nina sakit, berarti tidak berangkat ke sekolah dan tidak ada yang mengantar dagangan ke warung-warung. Ibu sudah lama tidak bisa pergi ke mana-mana karena mudah sakit kepala. Satu-satunya yang bisa diharapkan adalah Ade.

“Apa Ade tidak ingin membantu ibu? Sekali ini saja, selagi Kakakmu sakit, De...,” Ibu berkata dengan penuh harap.
“Ade hari ini ada ulangan, Bu. Harus berangkat lebih awal... Semalam tidak sempat banyak belajar...,” jawab Ade sambil menyiapkan buku-bukunya.

Wajahnya tampak cemberut. Ibu menarik napas panjang mendengar alasan yang diberikan Ade. Kalau sudah demikian, mau apa lagi?
“Biarlah saya sendiri saja, Bu. Rasanya kepala saya sudah tidak pening lagi,” seru Kak Nina dari dalam kamar. Mendengar suara Kak Nina, Ibu lalu meninggalkan Ade yang masih berwajah cemberut.
“Betul kau sudah sehat, Nina? Ibu khawatir nanti malah tambah sakitmu,” kata Ibu. Kak Nina bangkit perlahan dari tempat tidurnya lalu pergi ke kamar mandi. Ibu hanya mengawasi dari belakang sambil menggendong adiknya yang masih bayi.
“Kenapa tidak kau bilang dari tadi kalau badanmu tidak sehat, Nin? Kalau saja kau bilang selagi Bapak belum berangkat, pasti Bapakmu yang mengantarkan kue-kue dagangan kita ini...,” bisik Ibu.
“Baru terasa setelah saya mandi tadi Bu... Mulanya tak terasa apa-apa. Mungkin sebentar juga sembuh, Bu,” jawab Nina sambil terus berpakaian.

Ade berangkat tergesa-gesa. Ada ulangan, begitu alasan yang disampaikannya untuk menolak tugas yang biasa dilakukan Kak Nina. Padahal ia tidak langsung menuju ke sekolah, karena di sekolah pada waktu sepagi itu masih sepi. Bahkan mungkin gerbangnya belum dibuka. Dan sebenarnya pula tidak ada ulangan. Ade sengaja menolak tugas itu karena malu. Ia tidak mau teman-temannya melihatnya naik sepeda sambil membawa keranjang kue-kue. Ia tidak mau dikata-katai teman-teman seperti yang dialami Alip yang mengantarkan koran tiap pagi itu.

Hari masih pagi benar. Ade tidak tahu akan ke mana tujuannya pada pagi itu. Apakah akan mampir ke rumah Tina? Atau Ninuk? Ah lebih baik ke rumah Yova saja. Biasanya anak itu sudah siap pagi-pagi sekali. Aku bisa meluangkan waktu menunggu siang di rumahnya, pikir Ade.

Tiba di rumah Yova, Ade ternyata harus menunggu lama sekali. Yova masih berjalan-jalan bersama adiknya yang masih kecil. Mama Yova sedang menata meja makan untuk sarapan Papanya. Kakak Yova sedang mengepel lantai. Papa Yova sedang mencuci mobil. Bik Icih sedang membantu mempersiapkan makanan di dapur. Dan Ade merasa jengah menunggu di teras.

“Tunggu sebentar, De. Yova cuma mengajak jalan-jalan Vina menghirup embun pagi. Tak lama lagi dia pasti kembali. Dia juga sudah siap akan berangkat...,” kata Papa Yova mencoba menentramkan kegundahan Ade yang sedang menunggu itu.

Tetapi yang dikatakan oleh Papa Yova itu ternyata lama sekali bagi Ade. Jam dinding di rumah Yova menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit. Jarumnya bergerak perlahan. Ade semakin merasa tidak enak duduk di kursi teras. Tak lama kemudian Bik Icih mengantar secangkir teh manis dengan ubi goreng.

“Silakan diminum, Neng Ade,” Bik Icih menawarkan.
“Saya mau berangkat dulu, Bik,” jawabnya kepada Bik Icih. Lalu kepada Papa Yova dia pamitan sambil bergegas pergi, “Terima kasih... Om, saya mau berangkat saja dulu. Mau mampir ke rumah Ninuk, Om...” la tiba-tiba gugup.
Papa Yova keheranan, demikian pula Bik Icih. Mereka heran melihat Ade tiba-tiba pergi dan melangkah lebar-lebar meninggalkan rumah itu.

Semua orang sibuk, semuanya bekerja. Semuanya, tanpa kecuali. Kak Nina juga. Padahal Kak Nina sedang sakit. Karena tanggung jawabnya sebagai anak tertua dan juga karena rasa sayangnya kepada keluarga, Kak Nina berpayah-payah pergi mengantar kue. Padahal Kak Nina sakit. Bagaimana kalau sakitnya bertambah parah? Bagaimana kalau Kak Nina jatuh dari sepeda karena kepalanya pening? Bagaimana kalau sampai... ah. Ade seperti ingin menangis selama perjalanan menuju ke sekolah. Hatinya begitu gundah. Ia tak jadi ke rumah Ninuk. Sekolah masih sepi, baru beberapa anak saja yang datang.

Selama pelajaran berlangsung Ade tidak bisa memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Beberapa kali ditegur Pak Adi karena melamun. Ia ingin segera pulang. Ingin segera menjenguk Kak Nina. Mungkin Kak Nina tambah parah sakitnya, mungkin Kak Nina jatuh dari sepeda karena kepalanya pening lalu ada kendaraan yang menabraknya Hap.. .
“Kau sakit, Ade?” tiba-tiba terdengar teguran Pak Adi. Ade gelagapan. Rupanya tadi la melamun selama Pak Adi menerangkan. Pak Adi lalu menghampirinya. Meraba keningnya. Ade jadi terharu.

“Kepalamu hangat. Pulang saja, ya. Nanti bertambah parah...” kata Pak Adi. Ade menurut. Ia bergegas meninggalkan sekolah. Ade berjalan dengan setengah berlari. Agar secepat mungkin bisa tiba di rumah melihat Kak Nina. Dengan tergopoh-gopoh ia memasuki rumah. Ibu sampai keheranan melihat sikapnya. Langsung menuju ke kamar Kak Nina. Dan Kak Nina terbaring di pembaringannya.

Ade seperti ingin menubruk kakaknya yang sedang terbaring itu. Kak Nina jadi terheran-heran dibuatnya.
“Ada apa, De? Kenapa kau tiba-tiba begini?” tanya Kak Nina.
“Maafkan aku, kak. Sebenarnya aku tidak ada ulangan... Aku cuma malu mengantarkan kue-kue itu “ Ade langsung saja menangis. Suaranya jadi tidak jelas terdengar.
“Sudahlah, jangan menangis. Yang penting kau sudah menyadari kesalahanmu dan tak akan mengulanginya lagi. Untuk kali ini tak apa-apa. Kakak memaafkanmu, De,” Lembut suara Kak Nina menyejukkan hati Ade. Mengobati rasa sesalnya agar tidak berkepanjangan.

Dan keesokan harinya, Kak Nina masih sakit. Ade benar-benar melaksanakan apa yang dijanjikannya kepada kakaknya. Tanpa ragu lagi Ade menjinjing keranjang kue-kue. Dengan sepeda ia berkeliling mengantar kue-kue itu ke warung-warung. Tak ada yang mengejek, tak ada yang menggoda, tak ada rasa malu. Yang ada adalah rasa tanggung jawab yang besar.

Ayo Menulis!
Berdasarkan cerpen “Tanggung Jawab Ade”, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Siapa tokoh dalam cerpen “Tanggung jawab Ade”?
  • Ade
  • Kak Nina
  • Ibu
  • Yova
  • Vina
  • Papa Yova
  • Bik Icih
  • Pak Adi
2. Berapa anggota keluarga Ade?
  • 4 orang, Ayah Ade, Ibu Ade, Kak Nina, Ade
3. Siapa yang biasa mengantar kue setiap pagi ke warung-warung?
  • Yang biasa mengantar kue setiap pagi ke warung-warung adalah Kak Nina.
4. Apa yang terjadi pada Kak Nina?
  • Kak nina sedang sakit sehingga tidak bisa mengantarkan kue ke warung-warung.
5. Bagaimana Ade menolak permintaan itu untuk menggantikan tugas Kak Nina?
  • Ade berangkat tergesa-gesa. Ada ulangan, begitu alasan yang disampaikannya untuk menolak tugas yang biasa dilakukan Kak Nina.
6. Mengapa Ade tidak mau menggantikan tugas Kak Nina?
  • Ade sengaja menolak tugas itu karena malu. Ia tidak mau teman-temannya melihatnya naik sepeda sambil membawa keranjang kue-kue.
7. Di mana Ade menunggu sebelum berangkat ke sekolah?
  • Sebelum berangkat Ade menunggu di rumah Yova.
8. Mengapa Ade merasa gundah saat berlangsung pelajaran di sekolah?
  • Ade merasa gundah saat berlangsung pelajaran di sekolah karena merasa bersalah dan khawatir Kak Nina tambah parah sakitnya, mungkin Kak Nina jatuh dari sepeda saat mengantarkan kue karena kepalanya pening lalu ada kendaraan yang menabraknya.
9. Apa yang dilakukan Ade setiba di rumah kembali?
  • Ade meminta maaf kepada Kak Nina dan mengatakan bahwa tidak ada ulangan. Dia merasa malu untuk menggantikan tugas Kak Nina mengantarkan kue-kue.
10. Apa yang dikatakan Kak Nina kepada Ade?
  • “Sudahlah, jangan menangis. Yang penting kau sudah menyadari kesalahanmu dan tak akan mengulanginya lagi. Untuk kali ini tak apa-apa. Kakak memaafkanmu, De,”
Dalam sebuah cerpen terdapat unsur-unsur interinsik yang penting untuk kita ketahui. Unsur-unsur ini sangat penting dalam pebuatan sebuah cerpen. Unsur unsur tersebut antara lain;

1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema dapat di bagi menjadi dua. Yakni tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat) tanpa harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas , yakni pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung dalam cerita tersebut (tersirat). Misalkan, tema tentang asmara, pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.

2. Alur (Plot)
Alur atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Alur dalam sebuah cerita dapat di gambarkan;

  1. Perkenalan tokoh
  2. Mucul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
  3. Peningkatan konflik hingga puncak konflik atau klimaks
  4. Penurunan konflik
  5. Penyelesaian dari masalah

Dalam membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh  yang akan di ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.

3. Setting atau latar
Setting atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita tersebut. Seting atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema cerpen misalnya jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan, jika cerpen bertemakan agama maka setingnya berada di tempat ibadah.

4. Tokoh atau Pelaku
Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik. Karakter tokoh dalam sebuah cerpen dapat pula disebut dengan perwatakan.

Dalam sebuah cerita kita dapat mengolongkan karakter tokoh dalam 3 jenis yaitu:

  1. Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang baik),
  2. Tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang jahat)
  3. Tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh protagonis).

5. Penokohan (perwatakan)
Penokohan adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap peristiwa yang terjadi. Metode yang digunakan untuk menetukan karakter suatu tokoh  ada 2 (dua) macam yaitu:

  1. Metode analitik; Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung. Contoh : penyayang, lemah lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.
  2. Metode dramatik; Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut sebagai  metode reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).


6. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu:

1. Sudut pandang orang pertama
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama yang berbicara dalam kisah tersebut. Sudut pandang orang pertama juga di sebut sebagai kata ganti orang pertama (orang yang berbicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “aku , saya” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kami dan kita”.

2. Sudut pandang orang kedua
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang di ajak bicara. Sudut pandang orang kedua juga di sebut sebagai kata ganti orang kedua (orang yang di ajak bicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “kamu, engkau, saudara, anda” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kalian”.

3. Sudut pandang campuran.
Yakni pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh yang membicarakan tokoh utama. Sudut pandang campuaran juga di sebut sebagai kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “ia, dia, beliau” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “mereka”.

7. Amanat atau pesan
Yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.

Pada cerpen “Tanggung Jawab Ade” ibu Ade mempunyai usaha makanan untuk dijual ke warung-warung. Dari usaha makanan itu tentunya ibu Ade akan memperoleh keuntungan. Keuntungan inilah yang akan menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga Ade. Usaha yang dilakukan ibu Ade tersebut merupakan contoh kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga Ade. Supaya lebih jelas, bacalah bacaan berikut.

Ayo Membaca!

Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi ialah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan sebuah tujuan agar bisa mendapatkan sebuah barang ataupun jasa. Dan bisa juga untuk diartikan sebagai sebuah kegiatan agar bisa mencapai sebuah kesejahteraan di dalam hidup. Tujuan kegiatan ekonomi ialah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam hidupnya terutama kebutuhan primer. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan seseorang, atau suatu perusahaan atau masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi barang dan jasa tersebut.Apa sajakah kegiatan ekonomi yang dilakukan sehari-hari? Kegiatan ekonomi meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga kegiatan ekonomi ini saling berkaitan satu sama lain. Satu kegiatan ekonomi terhambat akan mengganggu kegiatan ekonomi lainnya.

1. Produksi
Apa itu produksi? Amatilah kegiatan ekonomi perajin gerabah! Seorang perajin akan mencari tanah liat sebagai bahan baku. Tanah liat ini diolah menjadi berbagai bentuk, misalnya gerabah. Gerabah yang sudah dibuat akan dijemur kemudian dibakar. Proses akhir, gerabah tersebut diwarnai kemudian dijual kepada konsumen. Dari ilustrasi tersebut dapat dikatakan seorang perajin telah melakukan kegiatan produksi. Jadi, produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Orang yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Coba kamu berikan contoh kegiatan produksi yang terdapat di sekitar tempat tinggalmu.
Kegiatan produksi berpengaruh terhadap kesejahteraan pemilik sumber daya ekonomi dan produsen. Bagi pemilik sumber daya ekonomi, adanya proses produksi memungkinkannya memperoleh balas jasa. Balas jasa ini berupa sewa, bunga modal, ataupun gaji. Dengan balas jasa ini, pemilik sumber daya ekonomi dapat memenuhi kebutuhan hidup secara memuaskan. Sementara itu, bagi produsen adanya proses produksi menyebabkan produsen memperoleh keuntungan. Selanjutnya, keuntungan tersebut digunakan untuk menjaga kelangsungan usaha dan memenuhi kebutuhan hidup. Ini dilakukan dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup.

2. Distribusi
Setiap hari kamu makan dan menggunakan pakaian. Bahan makanan tersebut dihasilkan di suatu daerah tertentu. Pakaian juga diproduksi di daerah tertentu. Untuk mendatangkan bahan makanan dan pakaian diperlukan kegiatan penyaluran. Kegiatan inilah yang disebut distribusi. Jadi, distribusi adalah kegiatan menyalurkan hasil produksi dari produsen ke konsumen. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut distributor. Kelancaran distribusi barang membutuhkan sarana transportasi dan akses yang memadai. Tujuannya agar hasil produksi dapat segera sampai konsumen dengan cepat dan tepat.

3. Konsumsi
Perhatikan aktivitas teman sekolah ketika waktu istirahat! Ada yang jajan di kantin, ada pula yang makan bekal dari rumah. Jajan di kantin dan makan bekal termasuk kegiatan konsumsi. Tidak hanya menghabiskan barang, kegiatan yang dapat mengurangi nilai guna barang juga termasuk kegiatan konsumsi. Misalnya, kamu mengenakan seragam dan sepatu ketika sekolah.

Konsumsi diartikan kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Untuk mengonsumsi barang atau jasa, masyarakat mengeluarkan pengorbanan tertentu. Pengorbanan dapat berupa uang atau waktu. Dengan mengonsumsi barang atau jasa, masyarakat berusaha memperoleh kepuasan optimal. Ini dilakukan untuk mencapai taraf hidup sejahtera.

Ayo Berdiskusi!
Kamu telah mengetahui kegiatan ekonomi masyarakat. Diskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Menurutmu, apa pengaruh kegiatan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat?
  • Kegiatan ekonomi memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Apabila laju pertumbuhan ekonomi semakin naik atau membaik maka tingkat pendapatan masyarakat pun semakin bertambah pula, hal ini tentu akan menjadikan setiap kebutuhan masyarakat pun semakin mudah terpenuhi.
2. Apakah kegiatan ekonomi dapat berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat? Bagaimana penjelasanmu?
  • Seperti disebutkan diatas, kegiatan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Misalnya pada kegiatan produksi. Kegiatan produksi berpengaruh terhadap kesejahteraan pemilik sumber daya ekonomi dan produsen. Bagi pemilik sumber daya ekonomi, adanya proses produksi memungkinkannya memperoleh balas jasa. Dengan balas jasa ini, pemilik sumber daya ekonomi dapat memenuhi kebutuhan hidup secara memuaskan. Sementara itu, bagi produsen adanya proses produksi menyebabkan produsen memperoleh keuntungan. Selanjutnya, keuntungan tersebut digunakan untuk menjaga kelangsungan usaha dan memenuhi kebutuhan hidup. Ini dilakukan dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup. Barang produksi tidak akan sampai pada konsumen tanpa adanya proses distribusi. Dengan kelancaran distribusi barang maka hasil produksi dapat segera sampai konsumen dengan cepat dan tepat. Dan untuk mengonsumsi barang atau jasa, masyarakat mengeluarkan pengorbanan tertentu. Pengorbanan dapat berupa uang atau waktu. Dengan mengonsumsi barang atau jasa, masyarakat berusaha memperoleh kepuasan optimal. Ini dilakukan untuk mencapai taraf hidup sejahtera.